Kamis, 14 Juli 2022
Kamis, 14 Juli 2022
Kamis, 07 Juli 2022
Selasa, 11 Februari 2020
Kamis, 12 Maret 2020
Kamis, 21 Februari 2019
Memasuki tahun 2019, Pusat Kesehatan Haji telah melakukan proses rekrutmen untuk mendapatkan petugas kesehatan terbaik yang akan mendampingi Jemaah Haji pada Musim Haji 1440 H/2019 M.
Dari 11.300 orang pendaftar, sebanyak 1800 Dyufurahman (Pelayan Tamu Alloh) akan ditetapkan sebagai Petugas Kesehatan Haji Indonesia (PKHI). Petugas terpilih terdiri dari 1521 orang Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dan 306 orang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan termasuk Tim Manajerial dan Asistensi. Jumlah ini masih sama dengan jumlah petugas penetapan tahun 2018. Hal ini disebabkan kuota petugas yang terbatas.
Kepala Pusat Kesehatan Haji (Kapuskeshaji) dr. Eka Jusup Singka menyatakan proses rekrutmen mengacu pada Permenkes Nomor 3 Tahun 2018 tentang Rekruitmen PPIH, TKHI, dan TPK (Tenaga Pendukung Kesehatan). Proses rekrutmen petugas dapat dilakukan melalui penunjukan, namun harus didasarkan pada kebutuhan operasional kesehatan haji dengan tetap mempertimbangkan keahlian tertentu dan/atau pengalaman kerja sebagai petugas kesehatan haji, serta izin dari atasan petugas yang ditunjuk.
Kapuskeshaji menegaskan “Penentuannya sangat ketat karena jumlah kuota petugas terbatas”. Selain itu Beliau menegaskan bahwa “Penentuan petugas bukan atas dasar reward atau arisan.” Sayangnya, sebagian pimpinan instansi dan Satuan Kerja (Satker) masih menganggap bahwa nominasi menjadi petugas kesehatan haji sebagai reward (penghargaan), arisan atau bergiliran. “Bagi saya ini keliru. Harus diluruskan. Kita di sana itu kerja. Maka orang yang bagus kerjanya harusnya bisa diizinkan untuk kerja lagi,” tegas Kapuskeshaji. “Saya percaya yang baik kerjanya akan amanah menjalankan tugasnya”. Karena mereka sudah paham yang akan mereka perbuat. Jadi beda nuansa reward dengan penetapan atau penugasan kembali karena petugas tersebut baik dalam bekerja. Ini yang harus diketahui oleh semua tenaga kesehatan,” terang Kapuskeshaji.
Proses rekrutmen tahun ini akan lebih ketat dengan adanya mekanisme wawancara dan tes Napza (Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif lainnya) melalui kerja sama dengan RS Ketergantungan Obat (RSKO) di Cibubur, Jakarta. Selain itu dilakukan tes kebugaran dan MMPI saat pelatihan kompetensi.
Kapuskeshaji mengatakan petugas yang terpilih harus melaksanakan pembinaan kesehatan jamaah haji 2019 di daerahnya. Rekrutmen petugas haji bidang kesehatan diharapkan mendapat tenaga kesehatan yang SHARI (Sigap, Handal, Amanah, Responsif, dan Inovatif) dengan berslogan Tugasku adalah ibadahku. "Semoga rekrutmen petugas kesehatan haji berjalan lancar," tutup Kapuskeshaji. (NN, OMG & ZL)