KEMENTERIAN KESEHATAN RI

PUSAT KESEHATAN HAJI

Pembinaan Kesehatan Bisa Mengawal Istitaah Jemaah Haji

 Kamis, 19 Oktober 2023
 Puskes Haji

Puskeshaji, Bogor – Pembinaan Kesehatan Bisa Mengawal Jemaah Haji untuk menjadi Istitaah. Hal ini disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo, Ak, MM dalam Pertemuan User Acceptance Testing (UAT) Sistem Informasi Kesehatan Haji dan Penyusunan Blue Print SISKOHATKES 5.0 di Hotel Novotel Golf Estate Bogor Raya.

"Pak Menkes minta Jemaah Haji lansia agar 2–3 tahun sebelumnya disiapkan pembinaannya", kata Liliek. "Hal ini dilakukan supaya pada saat jatuh tempo untuk berangkat, kesehatannya sudah siap." Imbuhnya (18/10).

Liliek mengatakan bahwa mulai tahun ini selain jemaah tahun 2024, maka jemaah tahun 2025 dan 2026 dapat diikutkan pembinaan kesehatan. Mekanismenya bisa melalui Posbindu atau lainnya yang berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Ditjen Kesmas) ataupun Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P). Program haji memang tidak dikotakkan sendiri tetapi terkait gerakan masyarakat hidup sehat oleh bidang lain. Dinas kesehatan juga mulai berkoordinasi (dengan kanwil Kementerian Agama – ed) untuk akses jemaah haji.

"Sistem pemeriksaan kesehatan agar menyiapkan jemaah kita supaya bisa lolos. Kriteria Istitaah diketatkan, jemaah yang belum lolos masih sempat dibina sehingga bisa lolos", kata Liliek. "Untuk jemaah tidak Istitaah perlu diberikan pengertian bekerjasama dengan Kemenag bahwa yang memenuhi syarat hanya jemaah haji yang mampu baik finansial, ilmu dan kesehatan."

Diketahui bahwa kematian jemaah haji tahun 2023 adalah paling tinggi dibanding tahun sebelumnya. Menyikapi hal itu, Menteri Agama memiliki kebijakan bahwa jemaah haji yang berhak melunasi adalah yang sehat. Liliek mengatakan bahwa biasanya Keputusan Menteri Agama tentang daftar nama jemaah yang berhak melunasi terbit terlebih dahulu sebelum diperiksa kesehatannya. Namun sekarang dibalik, jemaah harus diperiksa dulu kesehatannya, kemudian yang memenuhi kriteria Istitaah-lah yang akan diundang untuk melunasi Bipih-nya.

"Rencananya pemeriksaan kesehatan dimulai bulan November. Jemaah yang sudah dalam daftar estimasi seluruhnya akan dilakukan pemeriksaan kesehatan", kata Liliek. "Harapannya 2 bulan seluruh Jemaah sudah diperiksa. Jemaah yang perlu perbaikan masih ada waktu untuk perbaikannya. Sehingga bulan Januari sudah bisa melakukan pelunasan.  Selanjutnya kita sama-sama melakukan pembinaan."

Liliek menambahkan bahwa telah dibuat suatu rumusan prosedur atau proses yang memungkinkan tim pemeriksa kesehatan Jemaah haji memasukkan data secara objektif. Kesimpulan yang menyatakan status Istitaah kesehatan jemaah haji bukan oleh petugas  pemeriksa, tetapi oleh aplikasi yang sekarang coba diterapkan. Dalam aplikasi itu, bukan kesimpulan yang dimasukkan tetapi hasil pemeriksaan kesehatan seperti laboratorium, radiologi dan lainnya diinput apa adanya. Nanti akan diproses oleh sistem dan kesimpulannya diambil dari aplikasi tersebut.

"Seleksi pemeriksaaannya tidak hanya Medical Check Up saja tetapi ditambahkan assesment tambahan, yaitu kemampuan kognitif,  mental dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari", kata Liliek. "Khususnya assesment tambahan berbasis aplikasi. Hal ini supaya hasilnya bukan kesimpulan, tetapi hasilnya diolah oleh sistem aplikasi."

Liliek mengatakan bahwa pertemuan ini merupakan tahapan untuk melakukan uji coba, yaitu uji coba bagaimana aplikasi ini bisa digunakan di setiap fasilitas kesehatan khususnya oleh tim pemeriksaan kesehatan haji kabupaten/kota seluruh Indonesia.

Hadir dalam pertemuan ini Dinkes Provinsi Jawa Barat, Dinkes Kabupaten Bogor dan Dinkes Kota Bogor sebagai perwakilan dinas kesehatan yang akan ujicoba. Harapannya dengan pertemuan ini dapat memperbaiki dan menyempurnakan aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Haji. (ENN, HBO)

Share Berita ini :

   